2.2.
Pengertian artikel
Artikel
adalah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah secara
lugas. Sehingga yang terpenting dalam sebuah artikel adalah isi yang benar dan
aktual, susunannya rapi, dan hemat dengan kata-kata.
Sedangkan
menurut Agus (1997) artikel merupakan bentuk karangan yang berisi analisis
suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud menjelaskan ADIK SIMBA (apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) fenomena itu terjadi. Isi artikel ini merupakan kumpulan
saran bagaimana membuat suatu artikel
menjadi lebih baik
2.3. Gaya dan nada penulisan
Masing-masing orang yang melakukan kontribusi artikel maupun
penyuntingan artikel memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda. Hal ini
menyumbang keunikan dan hak istimewa yang dimiliki oleh para kontributor itu
sendiri. Meskipun demikian, hal yang berkenaan dengan pemilihan kata (diksi)
dan istilah hendaknya tetap menjadi perhatian utama oleh para
kontributor. Ada dua gaya penulisan yang dipandang sesuai untuk artikel. Lebih jauh
lagi, penulis harus selalu memperhatikan bahwa nada tulisan bersifat resmi (formal), dingin (impersonal), dan netral (tidak
memihak: takbias, tidak emosional, dan bersih dari prasangka).
a.
Gaya berita/jurnalistik
Sejumlah
kontributor menyarankan penggunaan gaya penulisan berita. Gaya ini adalah gaya
prosa untuk berita di halaman muka surat kabar atau buletin berita yang
disiarkan radio dan televisi. Ciri pokoknya adalah penempatan informasi penting
di bagian awal, dan informasi kurang penting menyusul di belakangnya.
Bentuk penulisan ini dimaksudkan pada awalnya
agar para penyunting dapat memotong bagian bawah berita apabila berita itu
kekurangan ruang di layout; gaya ini mengutamakan informasi penting karena
kebanyakan orang memerlukan informasi penting segera, sedangkan informasi
kurang penting dapat dicari belakangan.
b. Gaya ringkasan
Gaya ringkasan adalah gaya penulisan yang
bermiripan dengan gaya berita, namun berlaku untuk mengetengahkan topik-topik
yang akan dijelaskan kemudian. Gaya ini dipakai untuk mengawali
subbagian-subbagian, bukan paragraf-paragraf baru.
Ide
dasar gaya ini adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca yang
mengharapkan sejumlah informasi rincian. Pembaca dapat memutuskan sendiri
apakah mereka akan membaca rincian yang diberikan atau cukup ringkasan di
awalnya saja.
Ada
dua alasan utama menggunakan gaya ringkasan. Yang pertama adalah pembaca
memerlukan derajat rincian yang berbeda-beda: beberapa pembaca hanya
menginginkan ringkasan singkat (sehingga dapat membaca bagian pengantar saja),
pembaca yang lainnya memerlukan lebih banyak informasi (di sinilah gaya
ringkasan dapat membantu), dan pembaca yang berminat akan rincian yang mendalam
dapat membaca subbagian-subbagian yang menyertai. Alasan lainnya adalah bahwa
artikel yang terlalu panjang akan mempersulit pembacaan dan terancam mengalami
pengulangan yang tidak perlu.
c.
Nada penulisan
Isi artikel harus ditulis dengan nada
resmi. Standar untuk nada resmi tidak seragam karena tergantung kepada subjek
yang dibahas. Dianjurkan untuk mengikuti gaya yang digunakan oleh Sumber
terpercaya, dengan tetap menjaga agar artikel jernih dan mudah dimengerti. Nada
resmi berarti bahwa artikel seharusnya tidak ditulis menggunakan jargon, bahasa yang rumit seperti bahasa legal, argot (kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh
golongan atau kelas tertentu), atau bahasa yang taksa, dan kabur. Bahasa Indonesia yang digunakan
semestinya tegas, ringkas, dan efektif.
Artikel seharusnya tidak ditulis dari sudut
pandang orang pertama atau kedua. Artikel yang ditulis seperti ini kerap kali
dihapus. Kata ganti orang pertama seperti "saya" atau
"kami" menyiratkan sudut pandang yang tidak konsisten dengan sudut pandang netral. Meskipun begitu "kita" mungkin
dapat digunakan dalam konteks matematika. Kata ganti seperti
"kamu", "Anda", atau "kalian" sering muncul dalam
petunjuk penggunaan, dan karena itu tidak cocok untuk ensiklopedia. Kata ganti
orang pertama dan kedua selayaknya hanya digunakan dalam artikel dalam kutipan
langsung yang relevan dengan subjek yang dibahas.
Bahasa Indonesia pada umumnya tidak
mengenal gender. Namun bila Anda menemukan kata
bergender, dan ada alternatif kata tanpa gender yang dapat digunakan, pilihlah
kata tersebut. Misalnya pilihlah kata "anak", bukan "putra"
atau "putri" bila informasi gender tidak diperlukan. Tanda baca
penekanan hanya boleh muncul menurut kesepakatan umum dalam praktik
sehari-hari. Tanda seru ("!") selayaknya dipakai hanya pada kutipan
langsung.
2.4 Menentukan
Topik dalam Sebuah Penulisan Artikel Opini
Bagi seseorang yang memang memiliki talenta, untuk
mendapatkan topiktulisan cukup diperoleh dari kecerdasan intuitifnya dalam
menangkap danmenuangkan ide, mengekplorasi imajinasi yang selanjutnya
diwujudkan menjadisebuah tulisan. Bakat atau talenta ini bilamana sering
terlatih / diasah dan didukung lingkungan (fisik dan psikologis) maka jadilah
seseorang tersebutsebagai penulis produktif.
Jika mau sedikit kreatif,
topik-topik atau masalah yang akan dibahas/dikajidalam sebuah tulisan berupa
artikel opini sesungguhnya sangat beragam carauntuk memerolehnya. Banyak
persoalan yang bisa didapat setelah membaca (buku,majalah, suratkabar atau
media cetak lainnya), memirsa siaran televisi, nontonfilm serta memanfaatkan
informasi atas kehadiran teknologi multimedia. Disusulmelakukan amatan,
berdiskusi atau melakukan pertemuan dan wawancara dengan paratokoh / ahli di
lapangan. Melalui langkah kreatif inilah ditemukan suatu masalahyang kemudian
dapat diangkat menjadi topik tulisan.
Namun demikian ada cara
lain untuk menentukan topik, terutama dalampenulisan artikel opini. Langkah ini
cenderung praktis, terencana, sistematis dan dapat dilakukan oleh siapa saja
yang berkemauan sekaligus berminat menjalaninya. Terutama untuk jenis artikel
opini yang lebih mengutamakan aktualitas, maka topik-topik tulisan akan selalu
menyesuaikan perkembanganpendapat umum atau isu / persoalan publik yang sedang
dibincangkan berbagai kalangan.
Perlu dipahami terlebih
dahulu bahwa isu publik atau persoalan publik disini dimaksudkan sebagai
persoalan yang menjadi bahan pembicaraan khalayak luas (para pakar, praktisi, tokoh
formal maupun nonformal serta masyarakat luas)terhadap suatu isu/persoalan
tertentu sehingga layak dikategorikan sebagaipersoalan yang memang menyangkut
kepentingan umum (tidak bebas nilai).Misalnya: tanggapan, opini, pendapat,
komentar tentang isu/persoalan yangmenyangkut kepentingan banyak orang dan
telah dipublikasikan melalui saluran mainstream media (media massa maupun media
online).
Untuk mengetahui atau
memahami apa yang akan dituangkan ke dalam artikelopini itu termasuk
permasalahan aktual serta layak dijadikan topik tulisan,maka langkah praktis
dalam menentukan persoalan-persoalan yang hendakdituangkan menjadi topik
pembahasan maupun kajian dapat dilihat beberapa poinsebagai berikut:
a. Kontroversial
Dimaksudkan bahwa topik yang diangkat ke dalamtulisan
artikel merupakan suatu permasalahan yang kontroversial atau
mengundangtanggapan pro dan kontra. Kontroversial mengandung pengertian bahwa
ada perbedaan pendapat terhadap masalah yang sedang diperbincangkan. Bisa
jugaditemui adanya kesamaan pendapat terhadap masalah yang dibahas, namun
ditinjaudari sudut pandang yang berbeda, sesuai kapasitas dan kompetensi
masing-masing narasumber.
b. Tuntutan
masyarakat
Dimaksudkan bahwa persoalan yang akan
diangkatmenjadi topik tulisan artikel mengandung unsur tuntutan masyarakat.
Artinya,masalah yang dibahas memuat tuntutan dan harapan masyarakat akan
suatupermasalahan, juga sebagai wujud media (massa) dalam menjalankan fungsi
kontrolsosial yang membela kepentingan masyarakat. Ada pun yang perlu dibela
yaiturakyat kecil, konsumen yang tidak berdaya atau tulisan artikel opini
itumembela kebenaran hakiki.
c. Stabilitas sosial
Dimaksudkan bahwa topik yang dikemukakan
dalamartikel opini memiliki bobot yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam hal kestabilan
kehidupan secara umum (stabilitas sosial), yakni hal-hal yangbersifat universal
dan dapat menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat.
d. Citra dan kinerja pemerintah
Dimaksudkan bahwa artikel opini yang
disampaikanmelalui media (massa) berfungsi sebagai watchdog bagi pemerintah,
pengontrolkinerja pemerintah dalam kapasitasnya sebagai pelayan masyarakat yang
kemudian menginformasikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut ambil bagian
dalamproses penilaian dan penentuan kebijakan. Dampak atas pilihan topik
yangberkait kebijakan pemerintah ini bisa memberikan kontribusi nyata berupa
saran,usulan, kritik, yang berhubungan dengan citra maupun kinerja pemerintah.
e. Proksimitas (proximity)
Dimaksudkan bahwa topik
yang diketengahkan dalamartikel opini mengandung unsur kedekatan (jiwa) dengan
para pembaca. Artinya,sebuah topik yang dibahas merupakan suatu masalah yang
benar-benar dibutuhkan pembaca. Baik dalam segi lokasi peristiwa maupun
kedekatan kepentingan. Ini perlu diperhatikan agar pembahasan dalam artikel
tepat sasaran, sesuaikebutuhan masyarakat di mana persoalan itu memang
diperlukan sehingga layak dikonsumsi.
f. Frekuensi tinggi
Dimaksudkan bahwa topik
yang dipilih dalam artikelopini didasarkan atas keseringan (frekuensi) pemuatan
di media pada umumnya,sedang dibahas di mana-mana sehingga pilihan topik yang
dibahas dalam artikelopini turut mengindikasikan bahwa permasalahan tersebut
layak ditindaklanjutiatau perlu dibahas pada tingkat lebih serius. Tingginya
frekuensi pemberitaan suatu peristiwa/kejadian yang dipublikasikan melalui
media main stream mengindikasikan pula bahwa persoalan tersebut perlu mendapat
perhatian daripihak-pihak yang berkompeten.
g. Menarik Minat
Pembaca
Dalam menyajikan sebuah artikel
perlu dipertimbangkan bahwa artikel yang dimuat adalah artikel yang dapat dibaca oleh semua kalangan
berpendidikan atau tidak, kalangan politisi atau aparat yang berwenang, rakyat jelata atau orang awam, dan
lain sebagainya. Asumsikan bahwa pembaca membaca artikel untuk belajar.
Hindari
penggunaan jargon jika dimungkinkan. Suatu artikel yang
berjudul "Penggunaan skala kromatik di era awal musik Barok"
kemungkinan besar akan dibaca oleh musisi, sehingga pemberian detil teknis dan
jargon sangat tepat dilakukan. Sebaliknya, artikel berjudul "Musik
Rap" mungkin akan dibaca oleh remaja tanggung yang hanya ingin penjelasan
ringkas dan mudah dimengerti, yang akan dilanjutkan atau dihubungkan dengan
penjelasan detil jika diperlukan. Jika jargon digunakan dalam artikel,
penjelasan singkat harus diberikan di dalam artikel tersebut. Usahakan
menyeimbangkan keluasan dan detail artikel sehingga pembaca dapat memperoleh
informasi darinya.
Gunakan istilah yang jelas, tepat dan
akurat Penggunaan istilah perlu mendapat perhatian
khusus bagi yang hendak melakukan kontribusi halaman dan penyuntingan artikel
dengan tetap memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang telah diatur
oleh Pemerintah Indonesia. Penggunaan istilah baru atau yang kurang umum
hendaknya diberi penjelasan tambahan berupa kurung buka dan kurung tutup,
setelah akhir kalimat beri tanda bintang di samping titik; kemudian selesai
artikel ditulis buat bagian baru dengan nama catatan kaki, dan cara terakhir
dengan kurung buka segitiga untuk merujuk ke referensi.
h. Cara menemukan pokok
pikiran artikel
- Bacalah paragraf dengan cermat!
- Carilah ide pokok setiap paragraf!
- Cermati kembali ide pokok yang telah Anda daftar!
- Simpulkan pokok pikiran artikel berdasarkan ide pokok setiap paragraf yang Anda daftar!
- Bacalah paragraf dengan cermat!
- Carilah ide pokok setiap paragraf!
- Cermati kembali ide pokok yang telah Anda daftar!
- Simpulkan pokok pikiran artikel berdasarkan ide pokok setiap paragraf yang Anda daftar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar