Sabtu, 09 Juni 2012

PENGERTIAN ARTIKEL

2.2. Pengertian artikel
Artikel adalah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah secara lugas. Sehingga yang terpenting dalam sebuah artikel adalah isi yang benar dan aktual, susunannya rapi, dan hemat dengan kata-kata.
Sedangkan menurut Agus (1997) artikel merupakan bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud menjelaskan ADIK SIMBA (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) fenomena itu terjadi. Isi artikel ini merupakan kumpulan saran bagaimana membuat suatu artikel menjadi lebih baik
2.3. Gaya dan nada penulisan
Masing-masing orang yang melakukan kontribusi artikel maupun penyuntingan artikel memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda. Hal ini menyumbang keunikan dan hak istimewa yang dimiliki oleh para kontributor itu sendiri. Meskipun demikian, hal yang berkenaan dengan pemilihan kata (diksi) dan istilah hendaknya tetap menjadi perhatian utama oleh para kontributor. Ada dua gaya penulisan yang dipandang sesuai untuk artikel. Lebih jauh lagi, penulis harus selalu memperhatikan bahwa nada tulisan bersifat resmi (formal), dingin (impersonal), dan netral (tidak memihak: takbias, tidak emosional, dan bersih dari prasangka).
a.   Gaya berita/jurnalistik
     Sejumlah kontributor menyarankan penggunaan gaya penulisan berita. Gaya ini adalah gaya prosa untuk berita di halaman muka surat kabar atau buletin berita yang disiarkan radio dan televisi. Ciri pokoknya adalah penempatan informasi penting di bagian awal, dan informasi kurang penting menyusul di belakangnya.
Bentuk penulisan ini dimaksudkan pada awalnya agar para penyunting dapat memotong bagian bawah berita apabila berita itu kekurangan ruang di layout; gaya ini mengutamakan informasi penting karena kebanyakan orang memerlukan informasi penting segera, sedangkan informasi kurang penting dapat dicari belakangan.
b. Gaya ringkasan
Gaya ringkasan adalah gaya penulisan yang bermiripan dengan gaya berita, namun berlaku untuk mengetengahkan topik-topik yang akan dijelaskan kemudian. Gaya ini dipakai untuk mengawali subbagian-subbagian, bukan paragraf-paragraf baru.
                 Ide dasar gaya ini adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca yang mengharapkan sejumlah informasi rincian. Pembaca dapat memutuskan sendiri apakah mereka akan membaca rincian yang diberikan atau cukup ringkasan di awalnya saja.
                 Ada dua alasan utama menggunakan gaya ringkasan. Yang pertama adalah pembaca memerlukan derajat rincian yang berbeda-beda: beberapa pembaca hanya menginginkan ringkasan singkat (sehingga dapat membaca bagian pengantar saja), pembaca yang lainnya memerlukan lebih banyak informasi (di sinilah gaya ringkasan dapat membantu), dan pembaca yang berminat akan rincian yang mendalam dapat membaca subbagian-subbagian yang menyertai. Alasan lainnya adalah bahwa artikel yang terlalu panjang akan mempersulit pembacaan dan terancam mengalami pengulangan yang tidak perlu.


c.    Nada penulisan
     Isi artikel harus ditulis dengan nada resmi. Standar untuk nada resmi tidak seragam karena tergantung kepada subjek yang dibahas. Dianjurkan untuk mengikuti gaya yang digunakan oleh Sumber terpercaya, dengan tetap menjaga agar artikel jernih dan mudah dimengerti. Nada resmi berarti bahwa artikel seharusnya tidak ditulis menggunakan jargon, bahasa yang rumit seperti bahasa legal, argot (kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh golongan atau kelas tertentu), atau bahasa yang taksa, dan kabur. Bahasa Indonesia yang digunakan semestinya tegas, ringkas, dan efektif.
     Artikel seharusnya tidak ditulis dari sudut pandang orang pertama atau kedua. Artikel yang ditulis seperti ini kerap kali dihapus. Kata ganti orang pertama seperti "saya" atau "kami" menyiratkan sudut pandang yang tidak konsisten dengan sudut pandang netral. Meskipun begitu "kita" mungkin dapat digunakan dalam konteks matematika. Kata ganti seperti "kamu", "Anda", atau "kalian" sering muncul dalam petunjuk penggunaan, dan karena itu tidak cocok untuk ensiklopedia. Kata ganti orang pertama dan kedua selayaknya hanya digunakan dalam artikel dalam kutipan langsung yang relevan dengan subjek yang dibahas.
     Bahasa Indonesia pada umumnya tidak mengenal gender. Namun bila Anda menemukan kata bergender, dan ada alternatif kata tanpa gender yang dapat digunakan, pilihlah kata tersebut. Misalnya pilihlah kata "anak", bukan "putra" atau "putri" bila informasi gender tidak diperlukan. Tanda baca penekanan hanya boleh muncul menurut kesepakatan umum dalam praktik sehari-hari. Tanda seru ("!") selayaknya dipakai hanya pada kutipan langsung.
2.4   Menentukan Topik dalam Sebuah Penulisan Artikel Opini
            Bagi seseorang yang memang memiliki talenta, untuk mendapatkan topiktulisan cukup diperoleh dari kecerdasan intuitifnya dalam menangkap danmenuangkan ide, mengekplorasi imajinasi yang selanjutnya diwujudkan menjadisebuah tulisan. Bakat atau talenta ini bilamana sering terlatih / diasah dan didukung lingkungan (fisik dan psikologis) maka jadilah seseorang tersebutsebagai penulis produktif.
Jika mau sedikit kreatif, topik-topik atau masalah yang akan dibahas/dikajidalam sebuah tulisan berupa artikel opini sesungguhnya sangat beragam carauntuk memerolehnya. Banyak persoalan yang bisa didapat setelah membaca (buku,majalah, suratkabar atau media cetak lainnya), memirsa siaran televisi, nontonfilm serta memanfaatkan informasi atas kehadiran teknologi multimedia. Disusulmelakukan amatan, berdiskusi atau melakukan pertemuan dan wawancara dengan paratokoh / ahli di lapangan. Melalui langkah kreatif inilah ditemukan suatu masalahyang kemudian dapat diangkat menjadi topik tulisan.
Namun demikian ada cara lain untuk menentukan topik, terutama dalampenulisan artikel opini. Langkah ini cenderung praktis, terencana, sistematis dan dapat dilakukan oleh siapa saja yang berkemauan sekaligus berminat menjalaninya. Terutama untuk jenis artikel opini yang lebih mengutamakan aktualitas, maka topik-topik tulisan akan selalu menyesuaikan perkembanganpendapat umum atau isu / persoalan publik yang sedang dibincangkan berbagai kalangan.
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa isu publik atau persoalan publik disini dimaksudkan sebagai persoalan yang menjadi bahan pembicaraan khalayak luas (para pakar, praktisi, tokoh formal maupun nonformal serta masyarakat luas)terhadap suatu isu/persoalan tertentu sehingga layak dikategorikan sebagaipersoalan yang memang menyangkut kepentingan umum (tidak bebas nilai).Misalnya: tanggapan, opini, pendapat, komentar tentang isu/persoalan yangmenyangkut kepentingan banyak orang dan telah dipublikasikan melalui saluran mainstream media (media massa maupun media online).
Untuk mengetahui atau memahami apa yang akan dituangkan ke dalam artikelopini itu termasuk permasalahan aktual serta layak dijadikan topik tulisan,maka langkah praktis dalam menentukan persoalan-persoalan yang hendakdituangkan menjadi topik pembahasan maupun kajian dapat dilihat beberapa poinsebagai berikut:
a.  Kontroversial
Dimaksudkan bahwa topik yang diangkat ke dalamtulisan artikel merupakan suatu permasalahan yang kontroversial atau mengundangtanggapan pro dan kontra. Kontroversial mengandung pengertian bahwa ada perbedaan pendapat terhadap masalah yang sedang diperbincangkan. Bisa jugaditemui adanya kesamaan pendapat terhadap masalah yang dibahas, namun ditinjaudari sudut pandang yang berbeda, sesuai kapasitas dan kompetensi masing-masing narasumber.

b. Tuntutan masyarakat
Dimaksudkan bahwa persoalan yang akan diangkatmenjadi topik tulisan artikel mengandung unsur tuntutan masyarakat. Artinya,masalah yang dibahas memuat tuntutan dan harapan masyarakat akan suatupermasalahan, juga sebagai wujud media (massa) dalam menjalankan fungsi kontrolsosial yang membela kepentingan masyarakat. Ada pun yang perlu dibela yaiturakyat kecil, konsumen yang tidak berdaya atau tulisan artikel opini itumembela kebenaran hakiki.
c.    Stabilitas sosial
Dimaksudkan bahwa topik yang dikemukakan dalamartikel opini memiliki bobot yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam hal kestabilan kehidupan secara umum (stabilitas sosial), yakni hal-hal yangbersifat universal dan dapat menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat.
d.    Citra dan kinerja pemerintah
Dimaksudkan bahwa artikel opini yang disampaikanmelalui media (massa) berfungsi sebagai watchdog bagi pemerintah, pengontrolkinerja pemerintah dalam kapasitasnya sebagai pelayan masyarakat yang kemudian menginformasikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut ambil bagian dalamproses penilaian dan penentuan kebijakan. Dampak atas pilihan topik yangberkait kebijakan pemerintah ini bisa memberikan kontribusi nyata berupa saran,usulan, kritik, yang berhubungan dengan citra maupun kinerja pemerintah.
e.  Proksimitas (proximity)
Dimaksudkan bahwa topik yang diketengahkan dalamartikel opini mengandung unsur kedekatan (jiwa) dengan para pembaca. Artinya,sebuah topik yang dibahas merupakan suatu masalah yang benar-benar dibutuhkan pembaca. Baik dalam segi lokasi peristiwa maupun kedekatan kepentingan. Ini perlu diperhatikan agar pembahasan dalam artikel tepat sasaran, sesuaikebutuhan masyarakat di mana persoalan itu memang diperlukan sehingga layak dikonsumsi.
f.   Frekuensi tinggi
Dimaksudkan bahwa topik yang dipilih dalam artikelopini didasarkan atas keseringan (frekuensi) pemuatan di media pada umumnya,sedang dibahas di mana-mana sehingga pilihan topik yang dibahas dalam artikelopini turut mengindikasikan bahwa permasalahan tersebut layak ditindaklanjutiatau perlu dibahas pada tingkat lebih serius. Tingginya frekuensi pemberitaan suatu peristiwa/kejadian yang dipublikasikan melalui media main stream mengindikasikan pula bahwa persoalan tersebut perlu mendapat perhatian daripihak-pihak yang berkompeten.
g. Menarik Minat Pembaca
Dalam menyajikan sebuah artikel perlu dipertimbangkan bahwa artikel yang dimuat adalah artikel yang dapat dibaca oleh semua kalangan berpendidikan atau tidak, kalangan politisi atau aparat yang berwenang, rakyat jelata atau orang awam, dan lain sebagainya. Asumsikan bahwa pembaca membaca artikel untuk belajar.
Hindari penggunaan jargon jika dimungkinkan. Suatu artikel yang berjudul "Penggunaan skala kromatik di era awal musik Barok" kemungkinan besar akan dibaca oleh musisi, sehingga pemberian detil teknis dan jargon sangat tepat dilakukan. Sebaliknya, artikel berjudul "Musik Rap" mungkin akan dibaca oleh remaja tanggung yang hanya ingin penjelasan ringkas dan mudah dimengerti, yang akan dilanjutkan atau dihubungkan dengan penjelasan detil jika diperlukan. Jika jargon digunakan dalam artikel, penjelasan singkat harus diberikan di dalam artikel tersebut. Usahakan menyeimbangkan keluasan dan detail artikel sehingga pembaca dapat memperoleh informasi darinya.
Gunakan istilah yang jelas, tepat dan akurat Penggunaan istilah perlu mendapat perhatian khusus bagi yang hendak melakukan kontribusi halaman dan penyuntingan artikel dengan tetap memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang telah diatur oleh Pemerintah Indonesia. Penggunaan istilah baru atau yang kurang umum hendaknya diberi penjelasan tambahan berupa kurung buka dan kurung tutup, setelah akhir kalimat beri tanda bintang di samping titik; kemudian selesai artikel ditulis buat bagian baru dengan nama catatan kaki, dan cara terakhir dengan kurung buka segitiga untuk merujuk ke referensi.
h. Cara menemukan pokok pikiran artikel
- Bacalah paragraf dengan cermat!
- Carilah ide pokok setiap paragraf!
- Cermati kembali ide pokok yang telah Anda daftar!
- Simpulkan pokok pikiran artikel berdasarkan ide pokok setiap paragraf yang Anda daftar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar